RSS

RESUME FILM “PATCH ADAMS”

25 Dec

TUGAS TERSTRUKTUR
KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI KESEHATAN
RESUME FILM “PATCH ADAMS”

patch_adam_nlp1

Disusun oleh:
NURENDAH AGUNG PERMATAWATI
G1B011040
B

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2012

1. PENDAHULUAN
Tokoh-tokoh yang sangat berperan dalam Film Patch Adam :
– Patch Adam / Hunter
– Truman Schiff
– dr. Pack
– Margecy
– Arthur Mendelson
– Cameron
– Beenie
– Bill
– Everton
– Dekan Walcot
– Mitch Roman
– Rektor
– Carfin Fisher
– Truman Schiff
Patch Adam adalah sebuah film yang diangkat dari kisah nyata tentang seorang laki-laki yang bernama Patch Adam yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi seorang dokter. Patch adalah seorang laki-laki yang cerdas dan selalu mencari makna kehidupan melalui cara yang tidak sewajarnya. Cerita ini dimulai pada saat Patch Adams mengalami depresi berat karena orang tuanya meninggal dunia, sehingga membuat patch adams mengalami putus asa dan mencoba untuk bunuh diri dan akhirnya Patch Adams pun divonis mengalami gangguan jiwa lalu dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Virginia tepatnya di Rumah Sakit Fairfax. Setelah beberapa hari di rumah sakit Fairfax, adams pun mencoba untuk melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
Pada malam hari, Adams bertemu dengan pria tua yang mengalami sindrom kejeniusan, nama pria tua itu adalah “Arthur”. Sang Arthur yang berprofesi sebagai ilmuan yang sedang mencoba membuktikan penemuan barunya untuk masyarakat karena tak kunjung terbukti secara empiris hingga stress, kemudian mengalami gangguan jiwa. Lalu Adams berdiskusi dengan sang Arthur dan kemudian adams pun diajarkan mengenai “Metode Berfikir Secara Potensial” agar dapat menemukan rahasia alam kemudian sang arthur mencoba memprakikkan penemuannya kepada adams, dari sinilah adams percaya bahwa sang arthur benar-benar luar bias dan tidak mengalami gangguan jiwa.
Pada malam berikutnya, adams mengalami sebuah peristiwa yang sangat luar biasa yang kemudian akan merubah kehidupannya kemudian hari. Adams membantu Rudy (teman sekamarnya) yang menderita gangguan jiwa, trauma dan takut terhadap hewan kecil lalu Adams mencoba memberikan sugesti kepada ruddy untuk membangkitkan keberanian dalam dirinya kemudian adams pun berhasil membawa kembali kesadaran ruddy dari tempat tidur traumatic. Adams dapat menyimpulkan bahwa “Pengobatan secara medis saja tidak cukup untuk menyembuhkan sang pasien, tapi perlu ada pendekatan secara psikologi sehingga pasien bisa memperoleh kenyamanan, meningkatkan kualitas hidupnya dan tetap berani menjalani hari esok”.
Semenjak kejadian itu, mendorong adams untuk keluar dari rumah sakit jiwa itu dan berniat untuk melanjutkan sekolah di jurusan kedokteran. Setelah keluar dari rumah sakit jiwa, adams langsung mendaftarkan diri di salah satu universitas kedokteran yaitu di “Virginia Medical Univercity” dengan nama Patch Adams, adams sangat cerdas dan pekerja keras. Dengan modal kejeniusan serta semangat yang tinggi, adams terus mengorganisir dan berusaha mempengaruhi mahasiswa-mahasiswa lainnya dengan gagasan dan metode yang dimilikinya. Tugas utama seorang dokter adalah membuat pasien merasa hidupnya bermutu. Patch berkata, “A doctor’s mission shoud be not just to prevent death, but also to improve the quality of life”, artinya bahwa misi seorang dokter tidak hanya mencegah pasien supaya tidak meninggal, tapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, buatlah seorang pasien merasa dihargai dan bermartabat.
Pada tingkat 1, mahasiswa dilarang untuk berhubungan langsung dengan pasien tetapi pengalamannya dengan Rudy, adams berusaha untuk mencari peluang agar dapat berhubungan langsung dengan pasien untuk menerapkan metode sekaligus membuktikan metodenya secara ilmiah. Adams pun menghalalkan segala cara agar dapat berhubungan langsung dengan pasien, adams masuk ke bangsal anak-anak penderita kanker, muka mereka pucat, rambut mereka sudah rontok, wajah mereka sayu dan mereka hanya terbaring lemas. Lalu Patch mendekati seorang anak, kemudian adams tersenyum dan menyapa dengan mimik muka lucu. Anak ini tertawa. Anak-anak lain di bangsal itu mendengar lalu menoleh. Patch kemudian mulai melucu bagaikan badut di tengah bangsal. Semua anak bersorak. Mereka tertawa terpingkal-pingkal sampai melompat-lompat di ranjang, setelah beberapa komunikasi yang diterapkan adams melihat keberhasilan dari metodenya. Adams berjabat tangan dengan oma yang sudah beberapa hari tidak mau makan lalu Adams meminta staf dapur untuk menyiapkan bak besar yang berisi mie kuah
Para perawat rumah sakit serta rekan kampusnya sangat antusias melihat tindakan adams yang memberi kemudahan sekaligus pelajaran baru bagi mereka dalam upaya untuk menangani pasien. Lama kelamaan tindakannya ini diketahui oleh dokter (sekaligus dosen dikampusnya) hingga akhirnya adams dilarang dan diberi sanksi karena telah mengganggu pasien dan membuat onar di rumah sakit. Perjuangan Adams tidak berhenti disitu saja, adams mulai mencari dukungan dari mahasiswa seangkatannya dan para dosen untuk bisa mendukung misinya, dengan bermodal prestasi dan kebaikan dia, akhirnya dukungan itu adams peroleh. Berbagai cara telah dilakukan oleh adams dan rekan kampusnya agar dapat menjalankan misinya tersebut alhasil tindakan Adams pun diketahui oleh pihak kampus dan Adam diancam akan dikeluarkan dari kampus (Droup Out) dengan alasan melanggar peraturan kampus.
Ruang pergerakannya semakin sempit yang kemudian membuat adams tidak leluasa untuk bertindak. Dengan semangat yang membara dan cita-cita untuk membantu orang lain itu maka adams pun mendapat ide untuk membangun sebuah tempat penampungan praktik kedokteran atau rumah sakit gratis agar dapat meninfestasikan perasaannya kepada pasien yang membutuhkan bantuan medis. Kemudian ide adams terwujud berkat bantuan sang Arthur. Dengan bantuan sang arthur, adams membuka tempat pengobatan gratis serta mengorganisir teman-teman kuliahnya untuk bergabung secara sukarela memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.
Banyak pasien berdatangan dari berbagai tempat pengobatan gratis, di suatu hari karena kebanyakan pasien yang rawat inap maka tempat pengobatan tersebut kekurangan kamar tidur dan obat-obatan, sehingga mengharuskan untuk meminjam dari rumah sakit tanpa sepengetahuan dokter. Aksi mereka pun diketahui oleh dokter, akhirnya mereka dituduh melanggar peraturan kampus karena membuka tempat praktek tanpa izin. Tindakan adams dan rekan kampusnya diketahui oleh pihak kampus dan harus menanggung semua resiko atau sanksi dari kampus ternyata terancam DO (Droup Out) dari kampus.
Untuk dapat mempertahankan dan dapat melanjutkan study, adams meminta dukungan dari pihak kampus. Adams meminta arsip hasil study untuk dijadikan bahan pertimbangan disidang pemecatannya karena prestasi yang sangat bagus agar dapat memberikan peluang baginya untuk dapat melanjutkan studynya, kemudian permintaannya dikabulkan oleh pihak kampus, beberapa hari kemudian sidangpun dilangsungkan. Dalam sidang tersebut, Patch Adams memberi penjelasan secara rasional dan sangat ilmiah, sehingga Dewan Senator kampus tidak menemukan alasan pemecatan sehingga tidak mempunyai alasan yang kuat untuk memberikan hukuman kepada Adams, akhirnya Patch Adams tidak jadi dikeluarkan dari kampus.
Tiga tahun kemudian adams pun berhasil meraih gelar dokter dengan predikat lulsan terbaik dan membuka praktik yang dijalani bersama rekan-rekannya selama 12 tahun dan merawat lebih dari 15.000 pasien tanpa pembayaran dengan asuransi malapraktek dan fasilitas normal. Patch adams membeli tanah seluas 42,5 hektar di Virgina Barat dan membangun Rumah Sakit Gensundheit dan sekarang lebih dari 1000 dokter mendaftarkan diri untuk belajar praktik dan bergabung dengan patch adams di Rumah Sakit Gensundheit.
Kisah nyata yang difilmkan ini mengajarkan kita untuk senantiasa bersosialisasi dengan orang lain dan membantu dalam berbagai hal. Patch Adam adalah seorang inspirator dan motivator bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam meningkatkan derajat kesehatan manusia melalui cara-caranya tersendiri.
II. PEMBAHASAN
Film Patch Adams memberikan pelajaran yang sangat berharga. Isi cerita film ini dapat dikaikan dengan komunikasi dalam kesehatan termasuk cara penyembuhan atau seni dalam penyembuhan. Dalam film, diceritakan bahwa Patch mampu memberikan komunikasi terapeutik yaitu segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan, menggunakan seni penyembuhan tertentu (As Hornby). Dia juga mampu untuk mengkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi proses penyembuhan. Sehingga tercapainya tujuan dari komunikasi tersebut (Stuart dan Sundeen), salah satunya yaitu adanya kesadaran diri, penerimaan diri dan meningkatkan kehormatan diri juga adanya kemampuan seseorang untuk memahami dirinya sendiri termasuk perilaku, perasaan dan pikirannya sendiri.
Fase hubungan terapeutik menurut Coad Denton, menggambarkan keintiman dalam penggunaan proses keperawatan untuk mendukung klien yaitu pada saat mengeksplorasi kebutuhan dan menyelesaikan masalah. Seperti dalam film Patch Adam, Patch mampu untuk mendukung Rudy ketika ia ingin pergi ke toilet tetapi Rudy merasa ketakutan karena tupai, dengan sabar Patch mendengarkan dan memahami masalah yang dihadapi Rudy, dan Patch berusaha mencoba menyelesaikan masalah yang dihadapi Rudy dengan seni komunikasi yang ia kuasai. Adapun fase dalam hubungan terapeutik, yaitu :
1. Fase prainteraksi, Patch belum bertemu dengan pasien, Patch hanya mendapat informasi pasien dan berusaha merekam, mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan pasien
2. Fase orientasi/ perkenalan, saat Patch bertemu dengan pasien, mulai membangun kepercayaan dan keterbukaan dengan pasien
3. Fase kerja, saat Patch menolong pasien mengatasi cemas, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri
4. Fase terminasi, saat Patch mulai menghentikan interaksi, reinforcing positif, mengevaluasi proses dan hasil interaksi
Keempat fase dalam hubungan terapeutik itu dapat diceritakan saat Patch mendapat informasi tentang keadaan yang dialami Rudy (fase prainteaksi). Saat Adam sekamar dengan Rudy, ketika akan tidur, tiba-tiba Rudy menggoyang-goyangkan terus tempat tidurnya, karena ia ingin ke toilet tetapi ia takut tupai dan Patch memahami betul apa yang dirasakan Rudy. Patch membuat Rudy percaya akan dirinya bisa mengatasi masalah tersebut (fase orientasi), setelah itu Patch mulai melakukan sesuatu untuk mengatasi kecemasan Rudy dengan cara menembakan bazoka ke arah tupai (fase kerja) sehingga Rudy pun mengikutinya. Pada akhirnya, Patch menghentikan perlakuan dan cara tersebut karena sudah merasakan adanya kemandirian dan kemajuan dari Rudy (fase terminasi).
Komunikasi verbal dan non verbal juga dengan jelas dibuktikan dalam setiap bagian dalam film Patch Adam.
1. Komunikasi verbal, yaitu mengungkapkan secara verbal terhadap perasaan dan alasan reaksi emosi. Patch Adams sering melakukan kunjungan kerumah pasien, adams beranggapan bahwa untuk menganalisa (anamnesis) penyakit seorang pasien tidak hanya bisa melalui wawancara dan pemeriksaan di ruang praktek saja sehingga adams dapat menjelaskan kepada keluarga pasien akan penyakit yang sedang dialami serta memberikan masukan untuk mengobati penyakit dari sumbernya langsung.
2. Komunikasi non verbal, yaitu dengan memahami komunikasi non verbal diperlukan adanya kontak badan, gerak tangan dan kepala, arah pandang dan kontak mata serta ekspresi wajah. Dengan adanya kontak badan dilakukan dengan cara merangkul pasien yang sedang sakit, berjabat tangan dengan oma yang sudah beberapa hari tidak mau makan lalu adams meminta staf dapur untuk menyiapkan bak besar yang berisi mie kuah serta adams berjabat tangan dengan pasien penderita Diabetes Melitus ringan. Patch juga menggunakan kostum badut kepada pasien anak-anak dan kostum malaikat kepada Bill, sehingga tercapai tujuan dari komunikasi tersebut.
Komunikasi Patch Adam sudah sesuai dengan metode “7C” oleh Cultip, yaitu:
1. Credibility: kompetensi yang dimiliki komunikator yang kredibel yaitu memiliki unsur-unsur: memiliki itikad baik, kelayakan untuk dipercaya, keahlian, kepribadian, karakter jujur dan dinamika yang tinggi, dibuktikan bahwa Patch mampu mengatasi masalah pasien dengan seni yang khas yang ia miliki dan meningkatkan kepuasan pasien sehingga pasien merasa senang dan menerima informasi dari Patch.
2. Context: kesesuaian pesan dengan kenyataan masyarakat ditunjukkan dengan perilaku Patch dalam menghibur pasien baik dalam keadaan cemas ataupun ketakutan
3. Content: penggunaan kata sesuai dengan target audience, ditunjukkan saat Patch Adam mengucapkan kata-kata di depan Arthur Mendelson, Bill, Rudy bahkan Cameron yang masih kecil sehingga mereka tertarik dan memahami informasi yang diberikan Patch Adam
4. Clarity: perumusan yang disampaikan jelas, terperinci dan tidak membingungkan, hampir mirip dengan content ditunjukkan saat Patch Adam mengucapkan kata-kata di depan Arthur Mendelson, Bill, Rudy bahkan Cameron yang masih kecil sehingga mereka tertarik dan memahami informasi yang diberikan Patch Adam
5. Continuity: pesan diulang-ulang, tetapi bervariasi dalam penyampaian ditunjukkan saat Patch tidak bosan untuk menyadarkan dokter di sekolahnya untuk segera mengubah metode yang terkesan kaku dengan cara terus menerus mengunjungi pasien dan mendirikan klinik gratisnya
6. Consistency: pesan tidak bertentangan dari awal sampai akhir, terbukti bahwa Patch selalu memberikan informasi kepada klien berdasar logika dan keilmuan yang ilmiah
7. Capability: komunikator mampu menjelaskan dengan jelas dan akurat, dirancang untuk menarik perhatian, menggunakan simbol-simbol (sesuai dengan komunikan), memberikan motivasi dan solusi dan adanya perimpitan kepentingan ditunjukkan saat Patch mengunjungi Tn. Davis yang mengidap penyakit kanker prankeas, dengan berpura-pura menjadi malaikat sehingga Tn. Davis tidak berani untuk memaki dan mengusir Patch, yang didukung dengan komunikasi yang baik dan efektif.

III. PENUTUP
Film Patch Adams memberikan pelajaran yang sangat berharga dan memberikan makna dalam bidang komunikasi kesehatan:
1. Komunikasi terapeutik sangat diperlukan dalam bidang kedokteran khususnya dalam penyembuhan pasien. Adapun fase dalam komunikasi terapeutik yaitu prainteraksi, orientasi, kerja dan terminasi. Keempat fase tersebut dilakukan secara berkesinambungan.
2. Komunikasi verbal dan non verbal juga sangat dibutuhkan dalam bidang kedokteran sehingga kefektifan penyampaian pesan dapat diterima oleh klien.
3. Agar komunikan dapat menerima informasi dari komunikator perlu diterapkan metode “7C”, yaitu credibility, context, content, clarity, continuity, consitency dan capability.
4. Kemampuan, keterampilan dan seni komunikasi diperlukan dalam ilmu kedokteran, sehingga mampu membantu seorang pasien untuk menghadapi penyakitnya atau menemukan makna dalam penderitaannya dan mampu mendengar cerita-cerita dari pasien, memahami dan menghormati makna -maknanya, dan tergerak untuk mengatasi masalah pasien.

 
Leave a comment

Posted by on December 25, 2012 in Uncategorized

 

Leave a comment